Jumat, 30 Juli 2010

Banh Cung Khas Vietnam

Bánh chưng adalah makanan Vietnam dari beras ketan yang merupakan hidangan khas tahun baru Tết. Bentuknya persegi, dan pembungkusnya adalah daun pohon yang disebut dong. Isinya melambangkan kemakmuran pedesaan di Vietnam (daging babi), dan warna kuning kerajaan (kacang hijau yang sudah dikupas dan dilumatkan). Ketika dibuka, daun pembungkus membuat permukaan beras ketan berwarna hijau yang merupakan lambang panen beras yang melimpah.[1]

Beras ketan diletakkan di atas beberapa lembar daun yang disusun sebagai pembungkus. Di tengah-tengah daun diletakkan beras ketan. Sebelum dibungkus, di atas beras ketan ditambahkan kacang hijau yang sudah dilumatkan, daging babi, bumbu, dan sedikit beras ketan lagi di atasnya. Bungkusan dibentuk persegi, dan diikat erat dengan tali hingga padat sebelum direbus sekitar 8 jam hingga matang. Bánh chưng dipotong-potong lebih dulu sebelum dimakan bersama asinan sayuran ("dưa món") atau kecap ikan. Menurut tradisi Vietnam, setiap rumah meletakkan sepasang bánh chưng di altar keluarga.

Menurut cerita rakyat Vietnam, Raja Hung Vuong VI memerintah negeri ketika orang masih berpendapat bentuk langit adalah bundar, dan bentuk bumi adalah persegi. Raja menugaskan putra-putranya yang berjumlah 22 orang untuk mencari makanan yang terenak. Pangeran yang membawa makanan terenak akan diangkat sebagai raja. Dua puluh satu pangeran berangkat ke seluruh penjuru negeri untuk mencari makanan terenak, namun pangeran ke-16 bernama Lang Lieu hanya tinggal di dalam istana. Ia pandai berburu dan menulis puisi, namun tidak berangkat karena ibu susu yang membesarkannya sedang sakit. Pada suatu malam, Lang Lieu mendapat petunjuk dalam mimpi bahwa nasi adalah makanan yang paling enak. Setelah mencoba-coba, ia menciptakan makanan baru dari beras dibungkus daun dengan bentuk persegi empat dan bundar. Ketika musim semi tiba, raja mengumpulkan 22 orang putranya. Semua makanan yang dibawa pangeran dicoba oleh raja. Dibandingkan makanan yang dibawa 21 pangeran lain, makanan yang dibuat Lang Lieu ternyata paling enak. Lang Lieu menjelaskan bahwa makanan yang dibuatnya melambangkan langit (bulat) dan bumi (persegi). Raja senang sekali dengan penjelasan Lang Lieu. Makanan yang dibuat Lang Lieu dinamakannya sebagai bánh chưng (makanan dengan bungkusan berbentuk persegi) dan bánh dầy (makanan dengan bungkusan berbentuk bundar).
Sumber: Wikipedia

Lihat Juga: Restaurant Restoran

Kamis, 29 Juli 2010

Pasta for Us

Pasta alla carbonara (usually spaghetti, but also fettuccine, rigatoni or bucatini) is an Italian pasta dish based on eggs, pecorino romano, guanciale, and black pepper. The dish was created in the middle of the 20th century.

The recipes vary, though all agree that cheese (pecorino, Parmesan, or a combination), egg yolks (or whole eggs), cured fatty pork, and black pepper are basic. The pork is fried in fat (olive oil or lard); a mixture of eggs, cheese, and butter or olive oil is combined with the hot pasta, cooking the eggs; the pork is then added to the pasta. Guanciale is the most traditional meat, but pancetta is also used. In the US, it is often made with American bacon.

Cream is not common in Italian recipes, but is used in the United States, France, Spain, the United Kingdom, Australia and Russia (especially in Moscow). Other Anglo/Franco variations on carbonara may include peas, broccoli or other vegetables added for colour. Yet another American version includes mushrooms. Many of these preparations have more sauce than the Italian versions.

In all versions of the recipe, the eggs are added to the sauce raw, and cook (coagulate) with the heat of the pasta itself.

Origin and history

Like most recipes, the origins of the dish are obscure, and there are many legends about it. As the name is derived from the Italian word for charcoal, some believe that the dish was first made as a hearty meal for Italian charcoal workers. This theory gave rise to the term "coal miner's spaghetti", which is used to refer to spaghetti alla carbonara in parts of the United States. Others say that it was originally made over charcoal grills, or that it was made with squid ink, giving it the color of carbon. Another rumour about the origin of the name suggests that the way abundant black pepper was added to the dish (before or after serving) especially during winter, made the black pepper flakes among the whiteish sauce look like charcoal, or perhaps the effect one gets when a casserole dish is accidentally "burnt". It has even been suggested that it was created by, or as a tribute to, the Carbonari ("charcoalmen"), a secret society prominent in the unification of Italy.

The dish is not present in Ada Boni's 1927 classic La Cucina Romana, and is unrecorded before the Second World War. It was first recorded after the war as a Roman dish, when many Italians were eating eggs and bacon supplied by troops from the United States, and the name may be from a Rome restaurant called 'Carbonara'. More recently, a restaurant in Rimini has claimed the original recipe was born during WWII.

The recipe was included in Elizabeth David's 1954 cookbook published in Great Britain. The dish became popular among American troops stationed in Italy; upon their return home, they popularized spaghetti alla carbonara in North America.


Source: www.wikipedia.com

See also: steak, marzano









Soto Ayam Ambengan

Soto Ayam Ambengan adalah salah satu makanan khas kota Surabaya.

Berbeda dengan Soto Ayam dari daerah lainnya di Indonesia, makanan khas Surabaya ini warna kuahnya lebih kuning pekat karena memakai kunir dalam pembuatannya.

Nama Soto Ayam Ambengan adalah berasal dari depot Soto Ayam Pak Sadi yang terletak di Jalan Ambengan Surabaya. Depot Soto Ayam Pak Sadi ini sudah berdiri sejak tahun 1970 dan terkenal dengan rasa koya sotonya yang khas. Karena terkenalnya kelezatan soto ayam tersebut, maka masyarakat umum menyebut semua soto ayam khas Surabaya sebagai Soto Ayam Ambengan.

Soto Ayam Ambengan terdiri dari daging ayam (daging, jerohan, kulit, brutu), telur, nasi putih, bihun, kubis cacah dan kuah kaldu ayam. Biasanya para pecinta makanan ini kemudian mencampur makanannya dengan koya (bubuk yang terbuat dari parutan kelapa, tumbukan kerupuk udang, dan bawang putih), kerupuk, sambal, dan jeruk nipis. Ada pula yang kemudian masih menambahkan kecap manis atau kecap asin sesuai selera.
Sumber: wikipedia

Lihat Juga:
Restaurant
restoran

Rabu, 28 Juli 2010

Nasi Lengko

Sega lengko (nasi lengko dalam bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat pantai utara (Cirebon, Indramayu, Brebes, Tegal dan sekitarnya). Makanan khas yang sederhana ini sarat akan protein dan serat serta rendah kalori karena bahan-bahan yang digunakan adalah 100% non-hewani. Bahan-bahannya antara lain: nasi putih (panas-panas lebih baik), tempe goreng, tahu goreng, mentimun (mentah segar, dicacah), tauge (direbus), daun kucai (dipotong kecil-kecil), bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak, pedas atau tidak, tergantung selera), dan kecap manis. Dan, umumnya kecap manis yang dipergunakan adalah kecap manis encer, bukan yang kental. Disiramkan ke atas semua bahan.

Tempe dan tahu goreng dipotong-potong kecil dan diletakkan di atas sepiring nasi. Mentimun dicacah, lalu ditaburi pula di atasnya, juga toge rebus, serta disiram bumbu kacang di atasnya, dan potongan daun kucai, lalu diberi kecap secukupnya sampai kecoklatan, dan di taburi bawang goreng. Dan sekeping kerupuk aci yang putih, yang bundar atau kotak, menjadi kondimennya. Sebagian orang suka melumuri kerupuknya dengan kecap, sebelum mulai dimakan. Beberapa orang suka meminta nasi lengkonya diberi seujung sutil atau dua minyak yang dipakai untuk menggoreng tempe dan tahu.

Untuk menambah selera makan, biasanya makanan ini disajikan dengan ditambah 5 atau 10 tusuk sate kambing yang disajikan secara terpisah di piring lain.Makanan ini dapat di nikmati di Restoran atau tempat makan yang menyajikan nasi lengko
Sumber: wikipedia

Selasa, 27 Juli 2010

OpenRice Membership Card

OpenRice Membership Card diluncurkan pada tanggal 2 Juli 2010 bersamaan dengan Acara JobsDB CEF 2010 dimana OpenRice menjadi pengelola booth foodcourt yang bekerja sama dengan 10 restaurant.
Antusias Pengunjung terhadap OpenRice.com sangat tinggi terbukti dengan ramainya foodcourt serta booth dari OpenRice sendiri.
Pada Kesempatan itu pula OpenRice meluncurkan OpenRice Membership card dimana kartu member yang dapat di gunakan untuk mendapatkan diskon di Restoran dan Cafe yang bekerja sama dengan openRice.
Persyaratannya pun cukup mudah hanya mendaftarkan diri menjadi member OpenRice via Online di Komputer-komputer yang disediakan di Booth OpenRice.
Dan sangat menakjubkan ribuan lebih membership card habis dalam waktu tiga hari yang berarti ribuan lebih sudah tergabung menjadi OpenRicer dalam tiga hari.
Bagi yang belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan OpenRice Membership card jangan khawatir OpenRice terus membuka kesempatan bagi para pecinta kuliner untuk mendapatkan OpenRice Membership card.Secara GRATIS!!!
Caranya tinggal datang langsung atau menghubungi

PT.OpenRice Indonesia di wisma
Wisma 77, Lantai 6, Jl. S. Parman Kav 77, Slipi,
Jakarta 11410, Indonesia
Telepon: 021- 2567 8088

Jangan lewatkan kesempatan ini karena ada banyak diskon dari OpenRice.com mulai dari 10% sampai 50% yang bisa di cek di tab Promo di OpenRice.com



Senin, 26 Juli 2010

Kopi Masa Lalu dan Masa Kini

Kopi membangkitkan semangat di pagi hari dan menghangatkan perbincangan di malam hari. Pada beberapa budaya, kopi bahkan menjadi salah satu properti ritual keagamaan. Kini, kopi adalah komoditi yang paling sering diperdagangkan nomer dua setelah minyak. Sekitar $80 milyar dikeluarkan untuk komoditi ini setiap tahunnya, dan lebih dari 20 juta orang bertumpu hidupnya pada kopi. Dapat diperkirakan, kopi bermula di sebuah pegunungan hutan tropis (sekarang Ethiopia) pada abad 10 sesudah masehi. Berdasarkan legenda, kopi ditemukan oleh penggembala kambing bernama Kaldi. Suatu hari, kambingnya tidak mendengarkan panggilannya. Kambing Kaldi menyusup diantara semak dan menari-nari. Keheranan, Kaldi mencoba kunyah dedaunan yang dimakan kambingnya. Tak lama kemudian dia pun menari-nari. Legenda yang cukup unik, bukan?

Awalnya, pencinta kopi tidak meminum kopi seperti yang kita kenal sekarang namun mereka harus mengunyah daunnya terlebih dahulu dicampur buah beri. Lalu diseduh dengan air panas. Campuran daun kopi dan buah beri dibiarkan mengendap. Lalu campuran ini di-mix dengan lemak binatang sebagai makanan kecil atau dibuat semacam anggur bila buah berinya telah terfermentasi. Kemudian, cara bakar dan tumbuk biji kopi hingga bubuk seperti kita kenal sekarang dimulai pada abad 13 dan 16. Seiring dengan waktu, para pedagang dan penjual beli budak belian membawa kopi melalui Ethiopia ke arah timur Laut Merah (sekarang Yaman) pada abad 15. Daerah tersebut kemudian menjadi tempat dibudidayakannya kopi. Kota pelabuhan al-Makkha atau Mocha menjadi sebutan salah satu biji yang kita kenal sekarang. Qahwah, bahasa Arab untuk anggur dipercaya berhubungan dengan kata kopi. Sebab, awalnya kopi dibawa serta para sufi yang mengembara dalam perjalanan spiritual mereka. Tak lama kemudian, kopi menjadi minuman sekuler yang tersedia di rumah maupun tempat umum, menjadi tren masa kini. (Alih Bahasa Oleh: Ratih)

Sumber:
Barbas. Kerren. 2006. The Little Black Book of Coffee. New York: Peter Pauper Press, Inc.


See also: Tamani, Marzano

Pudak

Pudak adalah makanan/kue khas kota Gresik, Jawa Timur, Indonesia. Makanan ini terbuat dari bahan tepung beras, gula pasir/gula jawa dan santan kelapa yang dimasukan kemasan terbuat dari bahan yang disebut "ope" yaitu [ [pelepah daun pinang ]]. Pudak juga ada yang berbahan sagu dan disebut pudak sagu. Pada perkembangannya, ragam pudak tidak terbatas 3 rasa macam saja seperti sebelumnya : pudak putih (gula pasir), pudak merah (gula jawa) dan pudak sagu. Pada masa kini, oleh kreatifitas pembuat kue pudak untuk merebut pasar, maka ragam dan rasa pudakpun bertambah, diantaranya pudak pandan yang berwarna hijau dan harum karena campuran sari daun pandan. namun terkadang para pembuat pudak memilih menggunakan daun suji sebagai perwarna pengganti, mengingat warnanya yang lebih kuat hijaunya, sensasinya juga tak kalah dengan daun pandan. Disamping rasa yang khas, bentuk kemasan pudak tidak ada yang menyamai di antara jajanan manapun. Dari bahan yang sudah mulai langka, pembuatannya pun tidak sederhana. Pangkal pelepah daun pinang harus disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. kulit bagian dalam inilah yang dimanfaatkan. Setelah dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut, sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas. Setelah adonan dituangkan, ujung kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat. Baru dikukus

Kue pudak merupakan jajanan yang kaya kalori dan mengenyangkan. Disamping itu kue ini bisa bertahan selama 3 hari, bila diangin-anginkan. Konon kue ini dibuat sesuai kebutuhan masyarakat Gresik yang saat itu yang bermata pencaharian sebagai pedagang, yang cenderung bepergian jauh.

Apabila anda yang ingin mencicipi citarasanya, anda bisa mendapatkannya saat berkunjung ke kota Gresik. Di komplek wisata religius seperti Makam Sunan Giri dan Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim, misalnya. Atau bila anda sempat bisa pula didapatkan di Pasar Kota Gresik, atau di toko-toko kue khas Gresik di sepanjang Jln. Sindujoyo. Disana akan lebih banyak jajanan khas Gresik, yang tak akan ditemukan di kota-kota lain.

Tapi seandainya anda tidak punya waktu karena tengah dalam perjalanan melewati kota Gresik,anda bisa berhenti sejenak di Jln. Veteran, di seberang Gedung Wisma Ahamad Yani]]berderet toko-toko kue yang menyediakan pudak yang tergantung dalam rangkaian-rangkaian yang masing-masing berisi lima biji kue. Tapi jangan lupa, mintalah yang paling baru/segar.

Namun bila anda memang tak pernah punya kesempatan, pesankan saja oleh-oleh dari teman anda yang akan datang dari kota Gresik. Bagus Cahyono mengucapkan Selamat berbelanja !

Kue khas Gresik lainnya : - Jubung, jenang ketan berwarna hitam dalam tabung Ope,dengan taburan biji wijen. - Ayas, jenang ketan warna-warni dalam bentuk potongan-potongan kecil, juga bertabur wijen. - Nasi Krawu, nasi punel dengan lauk olahan daging yang dicabik-cabik serta bumbu kelapa dan sambal yang sangat khas. - Dan banyak lagi yang lainya...,
sumber: wikipedia

Nikmati Juga:
steak
dim sum
seafood

Peringatan Hari Anak Nasional: Hak Anak untuk Sehat Berprestasi

Tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional (HAN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984. Tema tahun ini adalah: Anak Indonesia Belajar untuk Masa Depan, dan sub tema: Kami Anak Indonesia, Jujur, Berakhlak Mulia, Cerdas, dan Berprestasi. Untuk itu, jaminan pemenuhuan hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan dan perlindungan yang bermutu harus terus kita upayakan (Pedoman HAN. 2010).

Salah satu faktor penting dalam rangka menjamin anak-anak yang berprestasi adalah dengan menyediakan makanan bergizi bagi mereka. Tentu, bahan bakunya harus terjamin bersih. Salah satu restoran di Jakarta ini dikenal selektif memilih bahan baku. Selain itu, jaminan kebersihan bahan dan lingkungan pun tak diragukan lagi.

Anak-anak yang berprestasi adalah anak-anak yang memiliki waktu belajar dan bermain. Tentunya lingkungan rumah dan sekolah selayaknya mendukung fasilitas mereka. Bukan sekedar fasilitas materi tapi juga pemenuhuan kebutuhan kasih sayang. Kasih sayang pada anak ini diekspresikan dengan berbagai cara. Setiap keluarga memiliki keunikan sendiri. Mereka mengungkapkan dengan mendengarkan pendapat anak atau memenuhi kemauan anak bila berprestasi. Satu paket yang tepat bisa anda peroleh disini, selain menyediakan makanan sehat bergizi, tempat ini juga memiliki bonus jam tangan anak. Sehingga mereka bisa membagi waktu antara belajar dan bermain. (Ratih)

KIDZU BENTO FUN HOURS SERIES. Dobel Seru !!! BARU HADIAHnya, BARU MENUnya.

Mulai 17 Mei 2010, hanya dengan membeli paket KIDZU BENTO seharga Rp. 18.182,-*, kamu bisa dapatkan salah satu jam tangan Fun Farm yang lucu-lucu. Ada Momoow & Kokekko.





Lihat juga: Loewy, Table 8

Jumat, 23 Juli 2010

Let's Eat Sate!

Satay (pronounced /ˈsæteɪ/ SA-tay) or sate is a dish of marinated, skewered and grilled meats, served with a sauce.[1] Satay may consists of diced or sliced chicken, goat, mutton, beef, pork, fish, tofu, or other meats; the more authentic version uses skewers from the midrib of the coconut leaf, although bamboo skewers are often used. These are grilled or barbecued over a wood or charcoal fire, then served with various spicy seasonings.

Satay may have originated in Java or Sumatra, Indonesia [2]. Satay is available almost anywhere in Indonesia; it has become a national dish of Indonesia[3]. It is also popular in many other Southeast Asian countries, such as: Malaysia, Singapore, Brunei, Thailand, the southern Philippines and in the Netherlands, as Indonesia is a former Dutch colony.

Satay is a very popular delicacy in Indonesia and Malaysia; Indonesia’s diverse ethnic groups’ culinary art (see Cuisine of Indonesia) have produced a wide variety of satays. In Indonesia, satay can be obtained from a travelling satay vendor, from a street-side tent-restaurant, in an upper-class restaurant, or during traditional celebration feasts. In Malaysia, satay is a popular dish - especially during celebrations - and can be found throughout the country. Close analogues are yakitori from Japan, shish kebab from Turkey, chuanr from China and sosatie from South Africa.

Turmeric is a compulsory ingredient used to marinate satay, which gives the dish its characteristic yellow colour. Meats commonly used include beef, mutton, pork, venison, fish, shrimp, squid, chicken, and even tripe. Some have also used more exotic meats, such as turtle, crocodile, and snake meat.

Satay may be served with a spicy peanut sauce dip, or peanut gravy, slivers of onions and cucumbers, and ketupat (rice cakes).

Pork satay can be served in a pineapple-based satay sauce or cucumber relish. An Indonesian version uses a soy-based dip.

Satay is not the same as the Vietnamese condiment sate, which typically includes ground chili, onion, tomato, shrimp, oil, and nuts. Vietnamese sate is commonly served alongside noodle and noodle-soup dishes.


Source: www.wikipedia.com

See also: restoran, makanan

Kamis, 22 Juli 2010

Tips menghadapi hari spesial

Pernah kah terpikir begitu sulitnya ketika kita mencari tempat untuk bertemu seseorang yang spesial atau merayakan hari spesial kita? dan taukah anda kesan pertama akan terus menjadi memory yang takkan terlupakan.
bisanya kita akan mempersiapkan sebaik mungkin kesan pertama kita ketika bertemu seseorang yang spesial, dari penampilan, sampai tempat bertemu semuanya difikirkan matang-matang sebelum hari itu tiba.
pernah teringat ketika salah satu teman saya ingin bertemu kekasihnya yang sudah lama berpisah karena kekasihnya harus menuntut ilmu di luar kota dan ketika kekasihnya kembali dia sangat kebingungan menyambutnya karena dia ingin memberikan kesan yang takkan terlupakan mulai dari pakaian penampilan sampai tempat bertemu disiapkan jauh-jauh hari sampai-sampai terkadang berbicara sendirian di kaca mungkin mempersiapkan kata-kata penyambutan untuk orang yang sangat spesial untuknya. Nah saya pun sebagai sahabat menjadi ikut kerepotan ketika ditanya banyak hal mulai dari dimana membeli pakaian terbaik, pakaian mana yang cocok, tempat mana yang romantis, kata-kata apa yang pas untuk penyambutan.
nah berdasarkan pengalaman itu saya akan berbagi sedikit tip's ketika bertemu seseorang yang spesial:
1. cari Informasi Sebaik-baiknya
maksud Informasi disini bisa berarti luas selain Informasi dari kekasih atau orang spesial misal apa yang dia suka makanan tempat atau apapun yang bisa membuat dirinya serta suasana menjadi menyenangkan
2. Persiapkan secara matang
kita tidak mungkin memberikan kesan yang menarik jika semuanya dilakukan secara mendadak tanpa persiapan karena ini juga menjadi nilai tambah bagi pasangan atau orang yang spesial.
Persiapan disini juga mencakup banyak hal:
a. penampilan
Usahakan kita terlihat spesial dimata orang yang spesial atau di hari yang spesial jangan terlihat biasa usahakan terlihat beda dan spesial juga karena moment itu akan teringat nantinya. dan menjadi nilai tambah coba bayangkan anda datang dengan biasa serta penampilan biasa di hari spesial/ bertemu orang spesial?
b. belajar gaya bahasa dan manner yang baik
Usahakan kita mencari Informasi terbaik bagaimana berperilaku sopan dan spesial dalam menyambut orang spesial nantinya. kita tidak mungkin menyambutnya dengan perilaku buruk seperti mengupil, bersendawa, atau perilaku yang tidak pas dilakukan karena akan menjadi nilai buruk misal kita sudah berpenampilan menarik tetapi tiba-tiba anda mengupil di depan dia? itu akan sangat mengurangi nilai anda dimatanya
c. Cari Tempat Bertemu yang spesial
Ini yang terkadang sulit tetapi ketika kita mempersiapkannya dan lihat kembali tips nomer 1 ketika kita tau apa yang membuat dirinya dan suasana menjadi menyenangkan semuanya akan mudah. cari informasi sebaik-baiknya apakah nantinya memutuskan akan bertemu di restoran, cafe, atau tempat lain dengan suasana menyenangkan bisa kita cari di situs-situs penyedia Informasi tersebut salah satunya yang sering saya gunakan adalah OpenRice.com dimana saya bisa mendapatkan Informasi tempat makan atau tempat bertemu dengan pasangan dengan suasana yang pas karena di situs itu saya bisa mengetahui mulai dari tempat lengkap dengan peta, makanan, harga, pelayan spesial seperti live music atau karoke bisa kita bisa dapatkan informasinya di situs itu tinggal search yang kita mau.
3. Jadilah Diri sendiri
Maksudnya disini jangan gugup ketika bertemu dan juga jangan berlebihan, coba bayangkan ketika semuanya sudah di persiapkan mulai dari penampilan, manner, suasana, tetapi anda malah gugup dan gemetar wah kacau nantinya.
mungkin segitu dulu tips dari saya semoga bermanfaat untuk anda nantinya :)
(Fikrie)

Tintuan Bubur khas manado

Tinutuan atau Bubur Manado adalah makanan khas Indonesia dari Manado,Sulawesi Utara.Ada juga yang mengatakan tinutuan adalah makanan khas Minahasa,Sulawesi Utara.Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging, sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antar kelompok masyarakat di Manado.Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap hidangannya.
Kata tinutuan tidak diketahui asalnya.Sejak kapan tinutuan menjadi makanan khas kota Manado tidak diketahui dengan jelas. Ada yang mengatakan tinutuan mulai ramai diperdagangkan di beberapa tempat di sudut kota Manado sejak tahun 1970. Ada juga yang mengatakan sejak tahun 1981.

Tinutuan dipakai menjadi motto Kota Manado sejak kepemimpinan walikota Jimmy Rimba Rogi dan wakil walikota Abdi Wijaya Buchari periode 2005-2010, menggantikan motto Kota Manado sebelumnya yaitu Berhikmat.

Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata setempat pada tahun 2004(ada juga yang mengatakan pada pertengahan tahun 2005)menjadikan kawasan Wakeke, Kecamatan Wenang, Kota Manado sebagai lokasi wisata makanan khas Tinutuan.
Tinutuan, di Manado, disajikan dengan perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, perkedel jagung. Tinutuan juga bisa disajikan dicampur dengan mie atau dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.

Tinutuan yang disajikan bersama mie disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata pedaal yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah Minahasa Selatan yang merupakan wilayah subetnis Tountemboan di Minahasa.

Tinutuan juga dapat dicampur dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.Tinutuan yang dicampur dengan brenebon ini kadang juga ditambahkan tetelan sapi, yang konon dipercaya orang yang memakannya dapat menarik "roda" (gerobak).Pada komunitas Kristen di Manado, tinutuan yang dicampur dengan brenebon ini dapat juga disajikan khusus yaitu dengan ditambahkan kaki babi, biasanya pada acara khusus seperti acara tumpah makan yaitu pada hari pengucapan syukur di Manado.
Sumber: Wikipedia

Lihat Juga:
Restaurant
Restoran

Seafood Siiip

Fish is a highly perishable product. The fishy smell of dead fish is due to the breakdown of amino acids into biogenic amines and ammonia.

Live food fish are often transported in tanks at high expense for an international market that prefers its seafood killed immediately before it is cooked. This process originally was started by Lindeye. Delivery of live fish without water is also being explored.While some seafood restaurants keep live fish in aquaria for display purposes or for cultural beliefs, the majority of live fish are kept for dining customers. The live food fish trade in Hong Kong, for example, is estimated to have driven imports of live food fish to more than 15,000 tonnes in 2000. Worldwide sales that year were estimated at US$400 million, according to the World Resources Institute.

If the cool chain has not been adhered to correctly, food products generally decay and become harmful before the validity date printed on the package. As the potential harm for a consumer when eating rotten fish is much larger than for example with dairy products, the U.S. Food and Drug Administration (FDA) has introduced regulation in the USA requiring the use of a time temperature Indicator on certain fresh chilled seafood products.

Source: www.wikipedia.com

See also: seafood, loewy, table 8

Rabu, 21 Juli 2010

Puding yang Lembut dan Manis

Menurut wikipedia, puding berasal dari bahasa Prancis boudin, berasal dari bahasa Latin botellus, meaning "small sausage," merujuk pada daging sosis yang kita kenal sekarang dari jenis puding di Eropa. Puding biasanya dinikmati sebagai makanan penutup. Rasanya yang lembut dan manis, menyegarkan mulut sekaligus pendingin perut. Bahan dasar puding yang dominan telur ini dipadu dengan susu. Puding dengan ragamnya mampu memberi nuansa lain pada acara makan menjadi tidak membosankan. Ibaratnya dalam tulisan, puding menjadi simpulan akhir dari keseluruhan hidangan yang disajikan dalam sebuah jamuan. Puding yang dingin lebih terasa enak bila ditambah fla.

Puding di Indonesia, bukan saja berfungsi sebagai makanan penutup, namun menjadi hidangan yang disajikan bila ada tamu datang, jajanan anak-anak di sekolah dan hadiah untuk sahabat tercinta. Saat ini, puding tidak harus diolah sendiri di rumah, kita bisa mendapatkannya dengan mudah. Sebab puding menjadi salah satu komoditas restoran cepat saji. (Ratih)

See also: cake, cafe

Gimbap bahasa korea

Gimbap atau kimbap adalah makanan ringan khas Korea yang sangat digemari.Gimbap dibuat dari nasi yang digulung dengan rumput laut kering yang disebut gim. Isi dari gimbap dapat bermacam-macam, seperti daging, sosis atau omelet. Gimbap dipotong menjadi ukuran kecil dan disajikan dingin, biasanya disajikan dengan danmuji dan kimchi.

Bahan dasar gimbap adalah nasi, daging, sayuran yang diacar atau yang masih segar. Secara tradisional nasi dibumbui dengan garam dan minyak wijen atau minyak perilla. Isinya pun beragam, mulai dari ikan (dalam bentuk fish cake), daging kepiting, telur atau daging iga sapi yang dibumbui. Sedangkan bahan sayuran adalah ketimun, bayam, wortel dan danmuji.

Gimbap dipilih sebagai makanan terfavorit dari 100 jenis masakan Korea oleh orang asing.Mingguan terbesar Kanada, straight.com menulis artikel tentang gimbap dan membandingkannya dengan sushi dengan judul Korean kimbap rolls out of sushi's shadow.Artikel itu juga menuliskan komentar: "No need for soy sauce, wasabi, or pickled ginger: kimbap stands alone. It's a star waiting to be discovered."
Sumber: Wikipedia
Lihat Juga:
Restaurant
Restoran
Cafe

Selasa, 20 Juli 2010

This Is Nori

Production

Production and processing of nori by current methods is a highly advanced form of agriculture. The biology of Porphyra, although complicated, is well understood, and this knowledge is used to control virtually every step of the production process. Farming takes place in the sea where the Porphyra plants grow attached to nets suspended at the sea surface and where the farmers operate from boats. The plants grow rapidly, requiring about 45 days from "seeding" until the first harvest. Multiple harvests can be taken from a single seeding, typically at about ten-day intervals. Harvesting is accomplished using mechanical harvesters of a variety of configurations. Processing of raw product is mostly accomplished by highly automated machines that accurately duplicate traditional manual processing steps, but with much improved efficiency and consistency. The final product is a paper-thin, black, dried sheet of approximately 18×20 cm (7.087×7.874 in) and 3 grams in weight.

There are several grades of nori available in the United States. The most common, and least expensive, grades are imported from China, costing about six cents per sheet. At the high end, ranging up to ninety cents per sheet, are "delicate shin-nori (nori from the first of the year's several harvests) cultivated in Ariake Bay, off the island of Kyushu in Japan."Like a fine wine, nori available only in Japan can cost up to US$50 per sheet.[citation needed]

In Japan, over 600 square kilometres (230 sq. mi.) of Japanese coastal waters are given to producing 350,000 tonnes (344,470 tons), worth over a billion dollars. China produces about a third of this amount.

Use

Nori is commonly used as a wrap for sushi and onigiri. It is also a common garnish or flavoring in noodle preparations and soups. Nori is most typically toasted prior to consumption ("yaki-nori" in Japanese). A very common and popular secondary product is toasted and flavored nori ("ajitsuke-nori" in Japanese), in which a flavoring mixture (variable, but typically soy sauce, spices, and sugar in the Japanese style or sesame oil and salt in the Korean style) is applied in combination with the toasting process. Nori is also eaten by making it into a soy sauce flavored paste noritsukudani (海苔佃煮).

In addition, nori is sometimes used as a form of food decoration.

A related product, prepared from the unrelated green algae Monostroma and Enteromorpha, is called aonori (青海苔 literally blue/green nori) and is used like herbs on everyday meals like okonomiyaki and yakisoba.


Source: www.wikipedia.com


See Also: Loewy. Sushi Tei

Kinds of Ramen Soup

Ramen soup is generally made from stock based on chicken or pork, combined with a variety of ingredients such as kombu (kelp), katsuobushi (skipjack tuna flakes), niboshi (dried baby sardines), beef bones, shiitake, and onions, and then flavored with salt, miso, or soy sauce. Other styles that have emerged later on include curry ramen and other flavors.

The resulting combination is generally divided into four categories (although new and original variations often make this categorisation less clear-cut):

  • Shio ("salt") ramen is probably the oldest of the four and, like the Chinese maotang (毛湯). It is the lightest ramen, a pale, clear, yellowish broth made with plenty of salt and any combination of chicken, vegetables, fish, and seaweed. Occasionally pork bones are also used, but they are not boiled as long as they are for tonkotsu ramen, so the soup remains light and clear. Shio is generally the healthiest kind of ramen; fat content tends to be low, and fresh vegetables like cabbage, leeks, onions, and bamboo shoots typically adorn the simple soup and curly noodles. Chāshū is sometimes swapped out for lean chicken meatballs, and pickled plums and kamaboko are popular toppings as well. Noodle texture and thickness varies among shio ramen, but they are usually straight rather than curly.

  • Tonkotsu ("pork bone") ramen usually has a cloudy white colored broth. It is similar to the Chinese baitang (白 湯) and has a thick broth made from boiling pork bones, fat, and collagen over high heat for many hours, which suffuses the broth with a hearty pork flavor and a creamy consistency that rivals milk or melted butter or gravy (depending on the shop). Most shops, but not all, blend this pork broth with a small amount of chicken and vegetable stock and/or soy sauce. Currently the latest trend in tonkotsu toppings is māyu (マー油/麻油), a blackish, aromatic oil made from either charred crushed garlic or Sesame seeds. The noodles are thin and straight. It is a specialty of Kyūshū and is often served with beni shoga (pickled ginger).

  • Shōyu ramen typically has a brown and clear color broth, based on a chicken and vegetable (or sometimes fish or beef) stock with plenty of soy sauce added resulting in a soup that’s tangy, salty, and savory yet still fairly light on the palate. Shōyu ramen usually has curly noodles rather than straight ones, but this is not always the case. It is often adorned with marinated bamboo shoots or menma (麺媽), green onions, kamaboko (fish cakes), nori (seaweed), boiled eggs, bean sprouts and/or black pepper; occasionally the soup will also contain chili oil or Chinese spices, and some shops serve sliced beef instead of the usual chāshū.

  • Miso ramen is a relative newcomer, having reached national prominence around 1965. This uniquely Japanese ramen, which was developed in Hokkaidō, features a broth that combines copious amounts of miso and is blended with oily chicken or fish broth – and sometimes with tonkotsu or lard – to create a thick, nutty, slightly sweet and very hearty soup. Miso ramen broth tends to have a robust, tangy flavor, so it stands up to a variety flavorful toppings: spicy bean paste or tōbanjan (豆瓣醤), butter and corn, leeks, onions, bean sprouts, ground pork, cabbage, sesame seeds, white pepper, and chopped garlic are common. The noodles are typically thick, curly, and slightly chewy.

Source: www.wikipedia.com


See also: wine

Senin, 19 Juli 2010

Pizza Khas Italia

Pizza [ˈpiːtsə] adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang di oven dan biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau "keju pizza".

Jenis bahan lain juga dapat ditaruh di atas pizza, biasanya daging dan saus, seperti salami dan pepperoni, ham, bacon, buah seperti nanas dan zaitun, sayuran seperti cabe dan paprika, dan juga bawang bombay, jamur dan lain lain.

Rotinya biasa dibuat seperti roti biasa namun bisa diberi rasa tambahan dengan mentega, bawang putih, tanaman herbal, atau wijen. Pizza biasanya dimakan selagi panas (biasanya untuk makan siang dan malam), tetapi ada pula yang disajikan dingin, biasanya dimakan untuk sarapan atau saat piknik.

Pizza biasanya dimakan di restoran, dibeli di pasar grosir atau supermarket, dan dapat pula dipesan melalui telepon atau ini melalui web untuk diantar, panas dan siap untuk disantap di rumah.

Kata "pizza" diambil dari bahasa Italia pizza (Alfabet Fonetik Internasional / International Phonetic Alphabet, IPA: [ˈpiːtsə]), biasanya berarti "pai, kue, tart". Banyak yang salah mengira bahwa pizza berasal dari kata Italia yang berarti phai (pie).
sumber: wikipedia

Lihat Juga:
Restaurant
Restoran
Makanan

Kentang: Makanan Pokok di Eropa

Kentang dikenal sebagai bahan makanan pokok masyarakat Eropa. Dibalik ketenaran kentang ternyata dapat digunakan sebagai terapi gangguan saluran cerna yang sering diderita banyak manusia di dunia. Beberapa penelitian pendahuluan telah menunjukkan hal tersebut.

Sistem pengobatan naturopati memperkenalkan jus kentang sebagai terapi untuk mengatasi gangguan pencernaan, termasuk asam lambung. Kentang mengandung banyak vitamin dan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Studi yang dilakukan terhadap 10 orang penderita gangguaan pencernaan kronis membuktikan hal itu. Delapan orang menyatakan kondisinya membaik setelah mengonsumsi segelas jus kentang sehari selama satu pekan.

Penelitian serupa dilakukan empat universitas di Jerman dan Australia. Mayoritas penderita gangguan pencernaan sembuh setelah melakukan terapi jus kentang selama 12 pekan. Mereka mengonsumsi 100 mililiter jus kentang setengah jam menjelang sarapan dan sebelum tidur malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sayur dengan nama latin potato solanum tuberosum itu mengandung zat alkaloid yang berfungsi sebagai penetral asam. Dalam penelitian lanjutan, kentang juga bermanfaat untuk mencegah penyakit ginjal, jantung dan penyebaran sel kanker.

Konsumsilah jus kentang dalam takaran yang wajar agar memperoleh manfaatnya. Hindari mengolah daging kentang yang masih muda atau berwarna kehijauan, karena mengandung racun solanin yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare. Hindari juga memasukkan tunas-tunas kentang yang menempel ke dalam olahan jus.

Sumber: http://bit.ly/bPWPid


Lihat juga: Tamani, Marzano

Pecel khas madiun

Pecel adalah makanan khas Kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad dari Eropa. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama dan menggunakan topping. Perbedaanya adalah, jika salad menggunakan mayonaise sebagai topping, maka pecel menggunakan sambel pecel. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, merica dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan rempeyek kacang, rempeyek udang atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun yang dilipat yang disebut pincuk. Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.
sumber:wikipedia
Lihat Juga:
restaurant
restoran

Jumat, 16 Juli 2010

empek-empek palembang

Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

Pempek bisa ditemukan dengan gampang di seantero Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Juga setiap kantin sekolah pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya. Pempek sekarang ada dua jenis yaitu Pempek biasa dan Parempek, campuran antara Pare dan Pempek.
Sumber: wikipedia

Lihat Juga:
restaurant
restoran
cafe

Kamis, 15 Juli 2010

Cake from Japan

Castella (カステラ, Kasutera?) is a popular Japanese sponge cake made of sugar, flour, eggs, and starch syrup, very common at festivals and as a street food.

Now a specialty of Nagasaki, the cake was brought by way of Portuguese merchants in the 16th century. The name is derived from Portuguese Pão de Castela, meaning "bread from Castile". Castella cake is usually sold in long boxes, with the cake inside being approximately 27cm long. It is somewhat similar to Madeira cake, also associated with Portugal, but its closest relative is pão-de-ló, also a Portuguese cake.

Note that there are similar types of sponge cakes named after the same fashion, in French: Pain d'Espagne, in Italian: Pan di Spagna, in Portuguese: Pão de Espanha, in Greek: Pantespani (Castile is a former kingdom of Spain comprising its central provinces, thus Pain d'Espagne and other variants are quasi-synonymous to "bread from Castile").

History


A peach castella


Pão-de-ló: kasutera's Portuguese ancestor


Detailed view of a Nagasaki-bought Castella cake

In the 16th century, the Portuguese reached Japan, and soon started trade and missionary work. Nagasaki was then the only Japanese port open for foreign commerce. The Portuguese introduced many then-unusual things, such as guns, tobacco, and pumpkins—and castella. It was able to be preserved for a long period of time, and so was useful for the sailors who were out on the sea for months. In the Edo Period, in part due to the cost of sugar, it was an expensive dessert. When the Emperor of Japan's envoy was invited, the Tokugawa Shogunate presented the Castella.[1] Over the years, the taste changed to suit Japanese palates.

Varieties

Castella is made of natural ingredients, so its simple taste is a favorite of many Japanese people. There are now many varieties made with ingredients such as powdered green tea, brown sugar, and honey. They may be molded in various shapes; a popular Japanese festival food is baby castella, a bite-sized version.



Source: www.wikipedia.com

See also: ice cream, cafe




What is ice cream?

Ice cream or ice-cream is a frozen dessert usually made from dairy products, such as milk and cream, and often combined with fruits or other ingredients and flavours. Most varieties contain sugar, although some are made with other sweeteners. In some cases, artificial flavourings and colourings are used in addition to (or in replacement of) the natural ingredients. This mixture is stirred slowly while cooling to prevent large ice crystals from forming; the result is a smoothly textured ice cream.

The meaning of the term ice cream varies from one country to another. Terms like frozen custard, frozen yogurt, sorbet, gelato and others are used to distinguish different varieties and styles. In some countries, like the USA, the term ice cream applies only to a specific variety, and their governments regulate the commercial use of all these terms based on quantities of ingredients. In others, like Italy and Argentina, one word is used for all the variants. Alternatives made from soy milk, rice milk, and goat milk are available for those who are lactose intolerant or have an allergy to dairy protein, or in the case of soy and rice milk, for those who want to avoid animal products.

Source: www.wikipedia.com

See also: cake, cafe



Rabu, 14 Juli 2010

Dodol Garut

Dodol Garut merupakan makanan khas dari kota Garut provinsi Jawa Barat. Terdapat banyak jenis dari dodol Garut ini, diantaranya adalah dodol wijen, dodol nanas, dodol tomat, dodol durian, dodol coklat, dan masih banyak lagi jenis-jenisnya. Dodol ini termasuk kepada makanan camilan karena rasanya yang manis.

Terdapat banyak sekali toko-toko atau warung-warung yang menyajikan dodol sebagai jualannya. Di sepanjang jalan kota Garut banyak penjual yang menjajakan dodol garut, terutama di jalan-jalan yang sebagai pintu gerbang ke daerah lain di sekitar kota Garut.

Orang banyak yang menyukai dodol Garut ini karena rasanya yang khas, sehingga membedakan dengan dodol-dodol yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia.
Sumber: wikipedia

Related Post
The cafe
Coffee Bean
Laguna

Papeda

Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.

Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.

Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang.

Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis
sumber: wikipedia

Related Post:
Cafe
pasta
wine

Warung Sega Jamblang

Sega Jamblang (Nasi Jamblang dalam Bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat kota Cirebon, Jawa Barat. Nama Jamblang berasal dari nama daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi. Penyajian makanannya pun bersifat prasmanan. Menu yang tersedia antara lain sambal goreng (yang agak manis), tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempeserta tidak ketinggalan 'blakutak', sejenis cumi-cumi yang dimasak bersama tintanya. Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama. Keberadaan Sega Jamblang sebagai makanan khas Cirebon, tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok salah satu pedagangnya yang cukup tersohor, yaitu MANG DUL. Nasi Jamblang Mang Dul cukup dikenal oleh masyarakat Cirebon, bukan hanya bagi masyarakat kebanyakan, tetapi juga menyentuh kalangan pejabat. Hampir semua Kepala Daerah, baik itu walikota atu bupati Cirebon, pernah singgah di warung Sega Jamblang Mang Dul. Bahkan beberapa selebritis ibukota, jika singgah di Kota Cirebon, selalu menyempatkan mampir ke warung nasi ini. Sentra makanan Sega jamblang di Kota Cirebon saat ini terletak di wilayah Gunung Sari, sekitar Grage Mall. Warung ini tidak pernah tutup alias buka 24 jam. Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi untuk para pekerja buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan Pekalipan.
sumber: wikipedia

Related Post:
Restaurant
Restoran

History of Mexican Foods

When conquistadores arrived in the Aztec capital Tenochtitlan (now Mexico City), they found that the people's diet consisted largely of corn-based dishes with chiles and herbs, usually complemented with beans and tomatoes or nopales. The diet of the indigenous peoples of Pre-Columbian Mexico also included chocolate, vanilla, tomatillos, avocado, guava, papaya, sapote, mamey, pineapple, soursop, jicama, squash, sweet potato, peanuts, achiote, huitlacoche, turkey and fish. In the 1520s, while Spanish conquistadors were invading Mexico, they introduced a variety of animals, including cattle, chickens, goats, sheep, and pigs. Rice, wheat, and barley were also introduced as were olive oil, wine, almonds, parsley, and many spices. The imported Spanish cuisine was eventually incorporated into the indigenous cuisine.

Source: www.wikipedia.com

See also: Pizza Hut, Tamani, Marzano


Padu Padan Makanan

Alih Bahasa Oleh: Ratih

Pernahkah kamu makan pagi, siang malam dengan menu yang sama? Bisa jadi jawabannya pernah atau tidak pernah. Tanpa kita sadari, kita memilih makanan bukan hanya berdasarkan keinginan tapi juga berdasarkan kategori makanan. Penelitian mengenai makanan dan budaya mengkategorikan makanan menjadi beberapa bagian. Bukan hanya berdasarkan selera pribadi. Berikut kategori makanan menurut hasil penelitian di negara berkembang dan maju:

  1. cultural superfoods: fungsi makanan ini untuk diet;

  2. prestige foods: makanan berprotein tinggi, mahal atau unik;

  3. body image foods: makanan yang dipercaya dapat mempengaruhi kesehatan, kecantikan dan kesejahteraan;

  4. sympathetic magic foods: makanan yang memiliki kesamaan dari segi bentuk dan warna;

  5. physiologic group foods: makanan yang tidak boleh dikonsumsi bagi kelompok tertentu misalnya gender, usia atau kondisi kesehatan.

Kategorisasi ini memudahkan para peneliti mengidentifikasi dan memahami kebiasaan makan dari berbagai kebudayaan, termasuk soal berikut:

  1. frekuensi konsumsi makanan yang digambarkan melalui model makanan utama dan pelengkap;

  2. tradisi budaya dalam mempersiapkan makanan berdasarkan perayaan tertentu;

  3. makanan harian, mingguan, dan tahunan dalam pola makan serta siklus makan;

  4. perubahan dari fungsi-fungsi makanan yang disebabkan oleh perkembangan budaya, diprediksi dari perubahan pandangan tentang budaya makan.

Makanan yang paling sering dikonsumsi diantaranya: nasi, gandum, jagung, dan sayuran. Sedangkan makanan yang luas penyebarannya namun dikonsumsi dengan frekuensi tertentu seminggu sekali ialah: ayam, selada dan apel. Sedangkan makanan yang dikonsumsi sekali-sekali disebut peripheral foods. Sifatnya pilihan pribadi, bukan kebiasaan budaya secara berkelompok. Pada banyak budaya, terutama pada masyarakat agraris, makanan utama disajikan dengan makanan pelengkap untuk menyeimbangkan kadar nutrisi antara makanan utama dan makanan pelengkap. Nasi, roti dan pasta disajikan dengan sayuran atau tomat. Di Cina, nasi dipadukan dengan sayuran, di Itali mie dipadukan dengan saus tomat (spaghetti), di Meksiko tortilla dengan salsa. Padu padan makanan memang bersifat membudaya pada jenis makanan utama dan lauk. Bagaimana denganmu?


Sumber:

Kittler, Pamela Goyan and Kathryn Sucher. 2008. Food and culture. Belmont: Thomson Wadsworth.


Lihat juga: Loewy, Table 8, dim sum


Selasa, 13 Juli 2010

Nasi Liwet

Nasi liwet adalah makanan khas kota Solo. Nasi liwet adalah nasi gurih (dimasak dengan kelapa) mirip nasi uduk, yang disajikan dengan sayur labu siam, suwiran ayam (daging ayam dipotong kecil-kecil) dan areh (semacam bubur gurih dari kelapa).

Penduduk kota Solo biasa memakan nasi liwet setiap waktu mulai dari untuk sarapan, sampai makan malam. Nasi liwet biasa dijajakan keliling dengan bakul bambu oleh ibu-ibu yang menggendongnya tiap pagi atau dijual di warung lesehan (tanpa kursi). Tempat paling terkenal untuk penjualan nasi liwet (warung lesehan) adalah di daerah Keprabon yang hanya berjualan pada malam hari.
sumber: wikipedia

Related Post:
Restaurant
Restoran
Cafe

Masakan Khas Jawa Tengah

Berikut adalah makanan khas yang terdapat di Jawa Tengah, menurut kabupaten/kota:

Purwodadi
: swikee, nasi becek, kecap, sale pisang
Banjarnegara: dawet ayu, buntil
Semarang: Lunpia/lumpia, soto ayam, sate sapi, bandeng presto, nasi goreng babat, ayam goreng kraton tulang lunak, kue-kue pia, sate kambing bumbu kecap, martabak malabar, kue bandung, tahu petis, tahu gimbal, wingko babat
Boyolali: marning (jagung goreng), paru goreng, brem cap suling gading, krupuk rambak
Blora: Sega Pecel, sate ayam blora, soto ayam blora, tahu campur
Brebes: telor asin, sate kambing (di Tanjung. Brebes hingga kini dikenal sebagai sentra penghasil bawang merah
Demak: nasi garang asem, sambel blimbing wuluh, kwaci (Demak pernah terkenal sebagai sentra penghasil semangka)
Jepara: es gempol (es pleret), rondo royal (tape goreng), klenyem (ketela parut goreng isi gula merah), kuluban (urap: nangka muda, kacang panjang dan daun mudanya, tauge/kecambah mentah, buah petai cina mentah), pecel ikan laut bakar dengan sambal santan kelapa, sate udang, terasi jepara, tempong (blenyik) ikan teri, durian petruk
Klaten: ayam goreng kalasan, bebek goreng, emping mlinjo
Kudus: soto ayam, sate kerbau, lentog, dodol, jenang kudus, madu mongso
Pati: nasi gandul, sate ayam,
Pekalongan: nasi gandul, soto tauco (tauto), nasi megono
Pemalang: nasi grombyang, lontong dekem, sate loso
Purwokerto: tempe mendoan, gethuk goreng, soto sokaraja / sroto sokaraja, nopia
Purworejo: kue lompong, clorot (semacam dodol yang dibungkus daun kelapa secara memilin), gebleg (baca ge- seperti e pada kata senang dan -bleg seperti e pada kata becek), kue satu, dawet hitam, lanting
Purbalingga: rujak kangkung, tahu gecot, soto kriyik, es duren, klanting
Rembang: bandeng duri lunak (di Juwana), sirup kawis-ta
Salatiga: bakso urat, bakso babat, kripik paru, ting-ting gepuk
Solo: gudeg, sate kambing, thengkleng, srabi solo, nasi liwet, timlo solo, racikan salat, krupuk karak/gendar, bakso popular ukuran bola golf, tahu acar, sayur tumpang
Sragen: nasi garang asem, sate sragen,
Sukoharjo: welut goreng
Tegal: "teh poci" (teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu), sate tegal (sate kambing muda khas Tegal), sate bebek majir, pilus, krupuk antor, nasi bogana (nasi megono), Sauto (soto ayam/babat khas Tegal dengan bumbu tauco). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil teh.
Wonogiri: gaplek, tiwul
Wonosobo: mie ongklok, sagon, tempe kemul, geblek, wedang ronde, manisan carica, keripik jamur, dendeng gepuk
Ungaran: tahu baxo, sate kempleng, krupuk bakar
sumber: wikipedia

Nasi Ayam Hainan

Nasi ayam Hainan merupakan masakan Tionghoa yang sering dikaitkan dengan masakan Malaysia atau Singapura, dan juga ditemui di negara berjiran Thailand, serta juga di wilayah Hainan, China. Nasi ayam Hainan yang dinamakan sedemikian karena asal-usulnya dalam makanan Hainan dan pengamalannya oleh populasi orang Tionghoa perantauan bersuku Hainan dalam kawasan Nanyang, versi makanan ini yang didapati di Malaysia/Singapura menggabungkan unsur-unsur masakan Hainan dan Kantonis ditambah lagi dengan citarasa masakan di Asia Tenggara.
sumber: wikipedia
lihat Juga: dim sum, dan Laguna

Senin, 12 Juli 2010

Mexican Cuisine

The staples of Mexican cuisine are typically corn and beans. Corn, traditionally Mexico's staple grain, is eaten fresh, on the cob, and as a component of a number of dishes. Most corn, however, is used to make masa, a dough for tamales, tortillas, gorditas, and many other corn-based foods. Squash and peppers also play important roles in Mexican cuisine.

The most important and frequently used spices in Mexican cuisine are chili powder, cumin, oregano, cilantro, epazote, cinnamon, and cocoa. Chipotle, a smoke-dried jalapeño chili, is also common in Mexican cuisine. Many Mexican dishes also contain garlic and onions.

Next to corn, rice is the most common grain in Mexican cuisine. According to food writer Karen Hursh Graber, the initial introduction of rice to Spain from North Africa in the 4th Century led to the Spanish introduction of rice into Mexico at the port of Veracruz in the 1520s. This, Graber says, created one of the earliest instances of the world's greatest fusion cuisines.

Source: www.wikipedia.com

See also: Pizza Hut, Tamani, Marzano



Bizzare Foods

Bizarre Foods with Andrew Zimmern is a documentary-styled travel and cuisine program hosted by Andrew Zimmern on the Travel Channel. The first season debuted on Monday, February 26, 2007 at 9pm ET/PT. Season 5 began on Monday, April 26, at 10 E/P.

Bizarre Foods focuses on regional cuisine from around the world which is typically perceived by Americans as being gross, unique, or, of course, bizarre. In each episode, Zimmern focuses on the cuisine of a particular country or region. He typically shows how the food is procured, where it is served, and, usually without hesitation, eats it.

Originally a one-hour documentary titled Bizarre Foods of Asia, repeated showings on the Travel Channel drew consistent, considerable audiences. In late 2006, it was decided to turn the documentary into a weekly, one-hour show with the same premise and with Andrew Zimmern as the host. In 2009, Zimmern took a break from Bizzare Foods to work on a season of the spin-off Bizarre World which will not be airing anymore.

Zimmern ends every episode with his line "If it looks good, eat it."

Source: www.wikipedia.com

See also: cake, cafe, ice cream

Jenis-jenis kopi

Minuman kopi yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya. Masing-masing jenis kopi yang ada memiliki proses penyajian dan pengolahan yang unik.berbagai jenis kopi pun kini bisa kita daptkan di kedai-kedai kopi seperti starbuck, coffee bean, sampai warkop Berikut ini adalah beberapa contoh minuman kopi yang umum dijumpai:

  • Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.
  • Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.
  • Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.
  • Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.
  • Caffè macchiato, merupakan kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.
  • Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.
  • Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.
  • Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.
  • Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.
  • Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.
  • Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.
  • Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.
  • Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.
  • Oleng, kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.
sumber: wikipedia

The International Food Policy Research Institute (IFPRI)

The International Food Policy Research Institute (IFPRI) is an international agricultural research center founded in the early 1970s to improve the understanding of national agricultural and food policies to promote the adoption of innovations in agricultural technology. Additionally, IFPRI was meant to shed more light on the role of agricultural and rural development in the broader development pathway of a country.According to its website, the IFPRI "seeks sustainable solutions for ending hunger and poverty."

The IFPRI is part of a network of international research institutes funded in part by the Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR), which in turn is funded by governments, private businesses and foundations, and the World Bank.

Scope

IFPRI carries out food policy research and disseminates it through hundreds of publications, bulletins, conferences, and other initiatives. IFPRI was organized as a District of Columbia non-profit, non-stock corporation on March 5, 1975 and its first research bulletin was produced in February 1976. IFPRI has offices in several developing countries, including China, Ethiopia, and India, and has research staff working in many more countries around the world.

Research Areas

IFPRI’s institutional strategy rests on three pillars: research, capacity strengthening, and policy communication.

Research topics have included low crop and animal productivity, and environmental degradation, water management, fragile lands, property rights, collective action, sustainable intensification of agricultural production, the impact of climate change on poor farmers, the problems and opportunities of biotechnology,food security, micronutrient malnutrition, microfinance programs, urban food security, gender and development, and resource allocation within households.

IFPRI also analyzes agricultural market reforms, trade policy, World Trade Organization negotiations in the context of agriculture, institutional effectiveness, crop and income diversification, postharvest activity, and agroindustry.

The institute is involved in measuring the Millennium Development Goals project and supports governments in the formulation and implementation of development strategies.

Further work includes research on agricultural innovation systems and the role of capacity strengthening in agricultural development.

Products and Publications

IFPRI targets its policy and research products to many audiences, including developing-country policymakers, nongovernmental organizations (NGOs), and civil-society organizations, "opinion leaders", donors, advisers, and media.

Publications by IFPRI include books, research reports, but also newsletters, briefs, and fact sheets. It is also involved in the collection of primary data and the compilation and processing of secondary data.

In 1993 IFPRI introduced the 2020 Vision Initiative, which aims at coordinating and supporting a debate among national governments, nongovernmental organizations, the private sector, international development institutions, and other elements of civil society to reach food security for all by 2020.

As of 2006 IFPRI produces the (GHI) yearly measuring the progress and failure of individual countries and regions in the fight against hunger. The GHI is a collaboration of IFPRI, the Welthungerhilfe, and Concern Worldwide.

IFPRI has produced the related Hunger Index for the States of India (ISHI) (2008) and the Sub-National Hunger Index for Ethiopia (2009).

Organizational structure

IFPRI is made up of the Office of the Director General, a Communications Division and the Finance and Administration Division, and 5 research divisions:

  • Development Strategy and Governance

  • Environment and Production Technology

  • Poverty, Health, and Nutrition

  • Knowledge, Capacity, and Innovation

  • Markets, Trade, and Institutions

IFPRI hosts several research networks:

  • The (ASTI)

  • The CGIAR Systemwide Program on Collective Action and Property Rights (CAPRi)

  • Harvest Plus

  • HarvestChoice

Impact

The evaluation of policy-oriented research poses a lot of challenges including the difficulty to quantify the impact of knowledge and ideas in terms of reduced poverty and or increased income or the attribution of a change in these numbers to a specific study or research project.

Despite these challenges, studies find that IFPRI research had spill-over effects for specific country-level research, but also in setting the global policy agenda, for example in the areas biodiversity (influencing the International Treaty on Plant Genetic Resources) and trade (with respect to the Doha Development Round of trade negotiations).

Another example of IFPRI's impact on policy formulation was the 2007–2008 world food price crisis. IFPRI was able to quickly pull together relevant research and its resulting recommendation where included in the United Nations’ Comprehensive Framework for Action on food security.

Criticism

CGIAR and its agencies, including the IFPRI have been criticized for their connections to Western governments and multinational agribusiness, although its research publications have also been cited by critics of agribusiness and Genetically Modified Organisms in agriculture. IFPRI describes itself as "neither an advocate nor an opponent of genetically modified crops."

Source: www.wikipedia.com

See Also: seafood, dim sum, wine




the cafe des 2 moulins

The Cafe des 2 Moulins (bahasa Perancis untuk "Dua Kincir Angin") adalah sebuah café di Montmartre di Paris, terletak di persimpangan Rue Lepic dan Rue Cauchois. Namanya berasal dari dua "kincir angin" bersejarah di dekat cafe ini, Moulin Rouge dan Moulin de la Galette. Interiornya terdiri dari bar dan beberapa meja kecil dimana seseorang dapat duduk dan menikmati espresso panas. Café ini telah memperoleh ketenaran sejak muncul dalam film 2001, Amélie, dimana kafe ini menjadi tempat kerja karakter utamanya yang menjadi judul film ini. Sejak itu kafe ini menjadi sebuah tempat tujuan turis yang populer.
sumber: wikipedia

Minggu, 11 Juli 2010

Makanan Favoritmu, Lingkunganmu

By: Ratih

Ciri dari identitas seseorang menurut para ahli, salah satunya dilihat dari makanan favorit. Sebab makanan yang kita suka berasal dari lingkungan tempat kita hidup dan bergaul. Benarkah? Kita telisik dari apa yang terjadi di masa lalu baru kemudian kita lihat diri kita sekarang. Sejarah dari rasa berkaitan dengan bagaimana para petani di masa lalu. Cara bagaimana mereka mengatasi tidak pastinya panen, persediaan makanan dan tak menentunya harga-harga. Dari satu tempat ke tempat lain, makanan bervariasi dalam bahan pembuatnya dan cara penyajiannya. Makanan merefleksikan lingkungan tempat sebuah masyarakat hidup, meski tak selalu ditentukan olehnya. Masyarakat yang hidup dekat laut cenderung mengkonsumsi ikan daripada mereka yang hidup dekat pegunungan. Pengecualian untuk Pulau Sicily yang masyarakatnya tidak suka mengkonsumsi ikan, dan Inggris di masa lalu begitu menghindari ikan kecuali hanya beberapa spesies saja dengan metode penyajian tertentu. Kondisi lingkungan merupakan satu tantangan tersendiri untuk menciptakan satu jenis makanan baru misalnya di daerah bersalju (Freedman. 2007).


Pandangan masyarakat mengenai makanan dan lingkungan tempat mereka hidup sehari-hari menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan lewati waktu serta benua. Kentang dan kacang dari dunia ketiga diperkenalkan ke Eropa dan Cina melewati berbagai rintangan; kuliner khas Islam ternyata menjadi model bagi makanan Eropa di abad pertengahan. Hubungan antar negara diawali dengan pertukaran jenis makanan, baik bahan makanan ataupun cara penyajiannya. Selain itu, di Portugal makanan terkait dengan filosofi hidup: “Men are not measurable by their size.” So, makanan pun tak dilihat dari besarnya porsi tapi dinikmati dari kuatnya rasa dengan aroma khas demi menyimpan kenangan. Makanan favorit disana: sup sayuran dengan daging. Tak heran, mereka begitu semangat mencari bumbu-bumbu khas keluar dari negerinya. Demi “menyimpan kenangan.” (Wilkins. 1996).


Bagaimana denganmu? Apakah rela berjuang keluar dari zona nyamanmu sehari-hari demi semangkuk sup? Kalau makanan yang kamu cari itu memang enak, worthed untuk diburu. Chinese food kamu bisa hunting di Loewy dan Table 8, sedangkan makanan Eropa di Pizza Hut, Tamani dan Marzano. Keluar dari lingkungan sendiri berarti mengenal “dunia lain,” meski tak usah pergi terlalu jauh dari Jakarta. Lingkungan restoran tentu menawarkan suasana yang berbeda dengan rumah. Suasana yang tak biasa kadang membuat kita ingin datang lagi untuk melepas jenuh dengan rutinitas.


Daftar Pustaka:


Freedman, Paul (Editor). 2007. Food: the History of Taste. California: University of California Press

Wilkins, John. 1996. Food In European Literature. Exeter: Intellect Books.


kuliner khas sunda

Kelezatan kuliner Sunda yang sudah sangat dikenal memang sanggup menerbitkan selera siapa saja. Hal ini ditandai dengan banyaknya restaurant yang khusus menyediakan masakan khas negeri Parahyangan di Jakarta. Salah satu restoran yang telah menjadi destinasi pecinta kuliner adalah Waroeng Sunda yang berlokasi di Jl. Raya Serpong KM. 8 / 88, Serpong.

Restoran ini didirikan oleh Tanto Tjahyadikarta pada tahun 2008 dan merupakan pengembangan dari restoran “Waroeng Sunda” yang awalnya didirikan di Sentul pada tahun 2003. “Warung” ini memiliki area yang cukup luas dan bisa menampung hingga 250 orang. Terbagi dalam beberapa ruang dan lantai, interiornya ditata a la alam pedesaan dengan struktur bambu dan langit-langit tinggi serta saung untuk makan cara lesehan. Untuk pengunjung yang membutuhkan extra privacy, restoran ini juga menyediakan ruang VIP yang dilengkapi dengan peralatan presentasi dan sound system. Keluarga juga bisa bersantai di restoran yang nyaman ini karena dilengkapi dengan perlengkapan karaoke dan tempat bermain anak-anak.

Setiap masakan di Warung Sunda diolah dari bahan berkualitas tinggi sehingga kesegaran dan kelezatannya terjamin. Menu andalan yang banyak diminati adalah Sup Gurame Spesial, Patin Bakar Cabut Tulang, Patin Bakar Bambu, Ayam Kalasan, Empal Gepuk, Nasi Bakar Udang Pete. Pengunjung bisa mengambil sayur lalaban dan sambalnya yang khas dan nikmat sesuka hati. Dessert yang bisa dinikmati adalah Es Punclut dan es Waroeng Sunda yang segar. Dengan harga per hidangan rata-rata Rp.15.000, pengunjung bisa menikmati lezatnya makanan khas Sunda dalam suasana restoran yang nyaman dan menyenangkan. (RNO)
Sumber : Openrice.com

Jumat, 09 Juli 2010

Tema Makanan dalam Sastra

By: Ratih

Siapa kira ternyata makanan pun bisa menjadi topik dalam sebuah puisi. Di Eropa, tema makanan merupakan bagian dari sejarah sastra yang tidak bisa dipungkiri turut membangun ciri peradaban masyarakatnya. Seperti juga di Indonesia, puisi merupakan gambaran dari keprihatinan penyair yang secara ajaib menerima “wahyu.” Tak semua orang mampu menjadi penyair. Sebab penyair bukanlah seseorang yang dibentuk secara matematis. Penyair memiliki kepekaan yang luar biasa tanpa perhitungan akal. Kadang bukan hanya gambaran masyarakat masa kini yang mampu dirangkum oleh seorang penyair, melainkan ramalan masa depan pun mampu dikemas dengan apik ciamik meski huruf alfabet hanya ada 26.


Di Indonesia kita punya Chairil Anwar yang mendobrak norma dengan puisi “Aku.” Kehidupannya yang tak terikat soal hubungan asmara dan kerja menjadi awal kehidupan orang masa kini yang tak percaya pernikahan yang tak mau kerja sebagai buruh. Kebebasan Chairil merupakan merdeka dengan prinsip relijius, diam-diam ia mencari makna hidup. Memang bukan agama yang ia pegang teguh, melainkan prinsipnya sendiri yang tak seolah tak mau ambil pusing. Jalan hidupnya memang menarik, sebagai anak tunggal ia dimanja sekaligus dikecewakan karena keluarganya terpecah belah. Puisi pertamanya ditulis karena neneknya meninggal, sejak itu dia tersentak dengan kenyataan bahwa hidup pasti akan berakhir dengan kematian. Puisi dari Chairil Anwar berikut berhubungan dengan “dapur”:


PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948)

Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954


Lalu, era berganti dan Sitok Srengenge sang penyair mengejutkan dunia sastra Indonesia dengan puisinya yang suram, lugas, sederhana dan bermakna dalam. Ia memperoleh beberapa penghargaan di luar negeri karena puisi-puisinya yang tak biasa. Salah satu buku kumpulan puisi favoritku adalah “Haram Jadah.” Puisi-puisi Sitok Srengenge dibukukan dengan ilustrasi gambar Agus Suwage. Nampaknya tak mudah memahami sekali baca puisi-puisi sekelas Sitok Srengenge. Diksi yang hadir tak biasa didengar di telinga awam, namun pada saat bersamaan memberi pengertian yang pas untuk keseluruhan puisi. Novelnya yang terbaru berjudul “Menggarami Burung Terbang” diawali dengan: Tidur, Cintaku, tidurlah tenang. Nuansa ini hampir sama dengan nuansa kematian yang gelap, meski sesaat.


Di Eropa, para penyair masa kini menulis puisi dari bahasa Latin disesuaikan dengan kehidupan modern. Misalnya saja “The Physics of Taste” diambil dari Book IV oleh Lucretius “On the Nature of the Universe”. Ditulis pada tahun 50 SM, puisi Lucretius merupakan sebuah puisi filsafat dari Epicurus. Pada masa kini, tulisan filsafat terdapat dalam prosa. “Nice Food” diambil dari “On Things that are Good to Eat” oleh Ennius (terlahir pada 239 SM). Seperti juga Lucretius, Ennius mempersembahkan versi Roma dari tradisi Yunani (Wilkins. 1996).


Akhirnya, perlu disadari bahwa makanan bukan sekedar sebuah kewajiban demi hidup. Makanan mewakili esensi dari sebuah sistem yang kompleks. Kerumitan ini dimaknai secara mendalam oleh para penyair sehingga tiba pada kita arti fenomena-fenomena hidup menuju kematian. Tak mudah menjadikan dapur sebagai pusat ide, bila tak cukup aware menghubungkannya dengan berita sosial di luar sana. Berita yang perlu disaring kebenarannya. Perlu dikritisi dan disusun alur sejarahnya. Soal perut, bukan dosa lagi bila dengan perut otak dan hatimu berjalan seiring. Tertarik menulis puisi dengan tema makanan atau mau langsung saja santap makanan khas Eropa? Di Pizza Hut, Tamani atau Marzano? It's up to you.


Daftar Pustaka:

Wilkins, John. 1996. Food In European Literature. Exeter: Intellect Books.

Coffee Bean

The Coffee Bean & Tea Leaf (terkadang disingkat The Coffee Bean atau Coffee bean saja) adalah sebuah waralaba kedai kopi yang bermarkas di Los Angeles, Amerika Serikat dan dimiliki serta dikelola oleh International Coffee & Tea, LLC. Kedai / cafe Coffee Bean pertama kali dibuka tahun 1968. Di Indonesia, The Coffee Bean & Tea Leaf dikelola langsung oleh Trans Corp melalui PT Trans Coffee.
Sumber: wikipedia

Kamis, 08 Juli 2010

Simbol Makanan

Alih Bahasa Oleh: Ratih

Simbolisme dan permainan kata mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan di China, termasuk makanan. Itulah sebabnya banyak makanan disajikan selama perayaan Tahun Baru. Cukup menarik bukan? Berikut makna-makna dibalik makanan:

rumput laut hitam: kesejahteraan

kacang kering: kebahagiaan, kacang segar kurang disukai karena berwarna putih yang diartikan sebagai kematian

telur: kesuburan

dadar gulung: kemakmuran

kacang leci: ikatan erat dalam keluarga dan sajian untuk para dewa

mie: umur panjang

jeruk: kesejahteraan dan keberuntungan

kacang-kacangan: umur panjang

pomelo: kelimpahan harta, kemakmuran dan keluarga besar

jeruk mandarin: kesejahteraan dan keberuntungan

lotus root: keberuntungan dalam keluarga, berarti kebersamaan dengan para anggota keluarga

permen: harapan untuk hidup yang indah

kue beras: doa agar seorang anak bertumbuh kembang dengan baik

Setelah tahu makna dibalik makanan, maka berhati-hatilah memilih makanan di restoran Loewy atau Table 8 yang menyajikan aneka chinese food.


Sumber:

Vegetarian Times. Edisi Februari 2003.