Jumat, 30 Juli 2010
Banh Cung Khas Vietnam
Beras ketan diletakkan di atas beberapa lembar daun yang disusun sebagai pembungkus. Di tengah-tengah daun diletakkan beras ketan. Sebelum dibungkus, di atas beras ketan ditambahkan kacang hijau yang sudah dilumatkan, daging babi, bumbu, dan sedikit beras ketan lagi di atasnya. Bungkusan dibentuk persegi, dan diikat erat dengan tali hingga padat sebelum direbus sekitar 8 jam hingga matang. Bánh chưng dipotong-potong lebih dulu sebelum dimakan bersama asinan sayuran ("dưa món") atau kecap ikan. Menurut tradisi Vietnam, setiap rumah meletakkan sepasang bánh chưng di altar keluarga.
Menurut cerita rakyat Vietnam, Raja Hung Vuong VI memerintah negeri ketika orang masih berpendapat bentuk langit adalah bundar, dan bentuk bumi adalah persegi. Raja menugaskan putra-putranya yang berjumlah 22 orang untuk mencari makanan yang terenak. Pangeran yang membawa makanan terenak akan diangkat sebagai raja. Dua puluh satu pangeran berangkat ke seluruh penjuru negeri untuk mencari makanan terenak, namun pangeran ke-16 bernama Lang Lieu hanya tinggal di dalam istana. Ia pandai berburu dan menulis puisi, namun tidak berangkat karena ibu susu yang membesarkannya sedang sakit. Pada suatu malam, Lang Lieu mendapat petunjuk dalam mimpi bahwa nasi adalah makanan yang paling enak. Setelah mencoba-coba, ia menciptakan makanan baru dari beras dibungkus daun dengan bentuk persegi empat dan bundar. Ketika musim semi tiba, raja mengumpulkan 22 orang putranya. Semua makanan yang dibawa pangeran dicoba oleh raja. Dibandingkan makanan yang dibawa 21 pangeran lain, makanan yang dibuat Lang Lieu ternyata paling enak. Lang Lieu menjelaskan bahwa makanan yang dibuatnya melambangkan langit (bulat) dan bumi (persegi). Raja senang sekali dengan penjelasan Lang Lieu. Makanan yang dibuat Lang Lieu dinamakannya sebagai bánh chưng (makanan dengan bungkusan berbentuk persegi) dan bánh dầy (makanan dengan bungkusan berbentuk bundar).
Sumber: Wikipedia
Lihat Juga: Restaurant Restoran
Kamis, 29 Juli 2010
Pasta for Us
Pasta alla carbonara (usually spaghetti, but also fettuccine, rigatoni or bucatini) is an Italian pasta dish based on eggs, pecorino romano, guanciale, and black pepper. The dish was created in the middle of the 20th century.
The recipes vary, though all agree that cheese (pecorino, Parmesan, or a combination), egg yolks (or whole eggs), cured fatty pork, and black pepper are basic. The pork is fried in fat (olive oil or lard); a mixture of eggs, cheese, and butter or olive oil is combined with the hot pasta, cooking the eggs; the pork is then added to the pasta. Guanciale is the most traditional meat, but pancetta is also used. In the US, it is often made with American bacon.
Cream is not common in Italian recipes, but is used in the United States, France, Spain, the United Kingdom, Australia and Russia (especially in Moscow). Other Anglo/Franco variations on carbonara may include peas, broccoli or other vegetables added for colour. Yet another American version includes mushrooms. Many of these preparations have more sauce than the Italian versions.
In all versions of the recipe, the eggs are added to the sauce raw, and cook (coagulate) with the heat of the pasta itself.
Origin and history
Like most recipes, the origins of the dish are obscure, and there are many legends about it. As the name is derived from the Italian word for charcoal, some believe that the dish was first made as a hearty meal for Italian charcoal workers. This theory gave rise to the term "coal miner's spaghetti", which is used to refer to spaghetti alla carbonara in parts of the United States. Others say that it was originally made over charcoal grills, or that it was made with squid ink, giving it the color of carbon. Another rumour about the origin of the name suggests that the way abundant black pepper was added to the dish (before or after serving) especially during winter, made the black pepper flakes among the whiteish sauce look like charcoal, or perhaps the effect one gets when a casserole dish is accidentally "burnt". It has even been suggested that it was created by, or as a tribute to, the Carbonari ("charcoalmen"), a secret society prominent in the unification of Italy.
The dish is not present in Ada Boni's 1927 classic La Cucina Romana, and is unrecorded before the Second World War. It was first recorded after the war as a Roman dish, when many Italians were eating eggs and bacon supplied by troops from the United States, and the name may be from a Rome restaurant called 'Carbonara'. More recently, a restaurant in Rimini has claimed the original recipe was born during WWII.
The recipe was included in Elizabeth David's 1954 cookbook published in Great Britain. The dish became popular among American troops stationed in Italy; upon their return home, they popularized spaghetti alla carbonara in North America.
Source: www.wikipedia.com
Soto Ayam Ambengan
Berbeda dengan Soto Ayam dari daerah lainnya di Indonesia, makanan khas Surabaya ini warna kuahnya lebih kuning pekat karena memakai kunir dalam pembuatannya.
Nama Soto Ayam Ambengan adalah berasal dari depot Soto Ayam Pak Sadi yang terletak di Jalan Ambengan Surabaya. Depot Soto Ayam Pak Sadi ini sudah berdiri sejak tahun 1970 dan terkenal dengan rasa koya sotonya yang khas. Karena terkenalnya kelezatan soto ayam tersebut, maka masyarakat umum menyebut semua soto ayam khas Surabaya sebagai Soto Ayam Ambengan.
Soto Ayam Ambengan terdiri dari daging ayam (daging, jerohan, kulit, brutu), telur, nasi putih, bihun, kubis cacah dan kuah kaldu ayam. Biasanya para pecinta makanan ini kemudian mencampur makanannya dengan koya (bubuk yang terbuat dari parutan kelapa, tumbukan kerupuk udang, dan bawang putih), kerupuk, sambal, dan jeruk nipis. Ada pula yang kemudian masih menambahkan kecap manis atau kecap asin sesuai selera.
Sumber: wikipedia
Lihat Juga:
Restaurant
restoran
Rabu, 28 Juli 2010
Nasi Lengko
Tempe dan tahu goreng dipotong-potong kecil dan diletakkan di atas sepiring nasi. Mentimun dicacah, lalu ditaburi pula di atasnya, juga toge rebus, serta disiram bumbu kacang di atasnya, dan potongan daun kucai, lalu diberi kecap secukupnya sampai kecoklatan, dan di taburi bawang goreng. Dan sekeping kerupuk aci yang putih, yang bundar atau kotak, menjadi kondimennya. Sebagian orang suka melumuri kerupuknya dengan kecap, sebelum mulai dimakan. Beberapa orang suka meminta nasi lengkonya diberi seujung sutil atau dua minyak yang dipakai untuk menggoreng tempe dan tahu.
Untuk menambah selera makan, biasanya makanan ini disajikan dengan ditambah 5 atau 10 tusuk sate kambing yang disajikan secara terpisah di piring lain.Makanan ini dapat di nikmati di Restoran atau tempat makan yang menyajikan nasi lengko
Sumber: wikipedia
Selasa, 27 Juli 2010
OpenRice Membership Card

Antusias Pengunjung terhadap OpenRice.com sangat tinggi terbukti dengan ramainya foodcourt serta booth dari OpenRice sendiri.
Pada Kesempatan itu pula OpenRice meluncurkan OpenRice Membership card dimana kartu member yang dapat di gunakan untuk mendapatkan diskon di Restoran dan Cafe yang bekerja sama dengan openRice.
Persyaratannya pun cukup mudah hanya mendaftarkan diri menjadi member OpenRice via Online di Komputer-komputer yang disediakan di Booth OpenRice.
Dan sangat menakjubkan ribuan lebih membership card habis dalam waktu tiga hari yang berarti ribuan lebih sudah tergabung menjadi OpenRicer dalam tiga hari.
Bagi yang belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan OpenRice Membership card jangan khawatir OpenRice terus membuka kesempatan bagi para pecinta kuliner untuk mendapatkan OpenRice Membership card.Secara GRATIS!!!
Caranya tinggal datang langsung atau menghubungi
PT.OpenRice Indonesia di wisma
Wisma 77, Lantai 6, Jl. S. Parman Kav 77, Slipi,
Jakarta 11410, Indonesia
Telepon: 021- 2567 8088
Jangan lewatkan kesempatan ini karena ada banyak diskon dari OpenRice.com mulai dari 10% sampai 50% yang bisa di cek di tab Promo di OpenRice.com
Senin, 26 Juli 2010
Kopi Masa Lalu dan Masa Kini
Kopi membangkitkan semangat di pagi hari dan menghangatkan perbincangan di malam hari. Pada beberapa budaya, kopi bahkan menjadi salah satu properti ritual keagamaan. Kini, kopi adalah komoditi yang paling sering diperdagangkan nomer dua setelah minyak. Sekitar $80 milyar dikeluarkan untuk komoditi ini setiap tahunnya, dan lebih dari 20 juta orang bertumpu hidupnya pada kopi. Dapat diperkirakan, kopi bermula di sebuah pegunungan hutan tropis (sekarang Ethiopia) pada abad 10 sesudah masehi. Berdasarkan legenda, kopi ditemukan oleh penggembala kambing bernama Kaldi. Suatu hari, kambingnya tidak mendengarkan panggilannya. Kambing Kaldi menyusup diantara semak dan menari-nari. Keheranan, Kaldi mencoba kunyah dedaunan yang dimakan kambingnya. Tak lama kemudian dia pun menari-nari. Legenda yang cukup unik, bukan?
Awalnya, pencinta kopi tidak meminum kopi seperti yang kita kenal sekarang namun mereka harus mengunyah daunnya terlebih dahulu dicampur buah beri. Lalu diseduh dengan air panas. Campuran daun kopi dan buah beri dibiarkan mengendap. Lalu campuran ini di-mix dengan lemak binatang sebagai makanan kecil atau dibuat semacam anggur bila buah berinya telah terfermentasi. Kemudian, cara bakar dan tumbuk biji kopi hingga bubuk seperti kita kenal sekarang dimulai pada abad 13 dan 16. Seiring dengan waktu, para pedagang dan penjual beli budak belian membawa kopi melalui Ethiopia ke arah timur Laut Merah (sekarang Yaman) pada abad 15. Daerah tersebut kemudian menjadi tempat dibudidayakannya kopi. Kota pelabuhan al-Makkha atau Mocha menjadi sebutan salah satu biji yang kita kenal sekarang. Qahwah, bahasa Arab untuk anggur dipercaya berhubungan dengan kata kopi. Sebab, awalnya kopi dibawa serta para sufi yang mengembara dalam perjalanan spiritual mereka. Tak lama kemudian, kopi menjadi minuman sekuler yang tersedia di rumah maupun tempat umum, menjadi tren masa kini. (Alih Bahasa Oleh: Ratih)
Sumber:
Barbas. Kerren. 2006. The Little Black Book of Coffee. New York: Peter Pauper Press, Inc.
Pudak
Kue pudak merupakan jajanan yang kaya kalori dan mengenyangkan. Disamping itu kue ini bisa bertahan selama 3 hari, bila diangin-anginkan. Konon kue ini dibuat sesuai kebutuhan masyarakat Gresik yang saat itu yang bermata pencaharian sebagai pedagang, yang cenderung bepergian jauh.
Apabila anda yang ingin mencicipi citarasanya, anda bisa mendapatkannya saat berkunjung ke kota Gresik. Di komplek wisata religius seperti Makam Sunan Giri dan Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim, misalnya. Atau bila anda sempat bisa pula didapatkan di Pasar Kota Gresik, atau di toko-toko kue khas Gresik di sepanjang Jln. Sindujoyo. Disana akan lebih banyak jajanan khas Gresik, yang tak akan ditemukan di kota-kota lain.
Tapi seandainya anda tidak punya waktu karena tengah dalam perjalanan melewati kota Gresik,anda bisa berhenti sejenak di Jln. Veteran, di seberang Gedung Wisma Ahamad Yani]]berderet toko-toko kue yang menyediakan pudak yang tergantung dalam rangkaian-rangkaian yang masing-masing berisi lima biji kue. Tapi jangan lupa, mintalah yang paling baru/segar.
Namun bila anda memang tak pernah punya kesempatan, pesankan saja oleh-oleh dari teman anda yang akan datang dari kota Gresik. Bagus Cahyono mengucapkan Selamat berbelanja !
Kue khas Gresik lainnya : - Jubung, jenang ketan berwarna hitam dalam tabung Ope,dengan taburan biji wijen. - Ayas, jenang ketan warna-warni dalam bentuk potongan-potongan kecil, juga bertabur wijen. - Nasi Krawu, nasi punel dengan lauk olahan daging yang dicabik-cabik serta bumbu kelapa dan sambal yang sangat khas. - Dan banyak lagi yang lainya...,
sumber: wikipedia
Nikmati Juga:
steak
dim sum
seafood