Rabu, 26 Mei 2010

Nan Xiang Restaurant


Jakarta — Namanya cukup memberi penjelasan jenis makanan yang ditawarkan restoran yang berasal dari China ini. Kalau ingin mencari berbagai jenis info masakan Cina, di sinilah tempatnya. Spesialisasi mereka adalah dim sum khas Shanghai dengan lapisan luar lumayan tipis yang kebanyakan dikukus.


Sebenarnya, restoran yang sudah berusia 100 tahun ini sudah hadir di Indonesia sejak tahun lalu. Pertama kali, mereka menempati Lobby Lagoon Tower Hotel Hilton Jakarta. Sejak 9 Juli lalu, restoran yang dikelola oleh PT Royal Cuisine Indonesia ini juga hadir di Senayan City, sebuah pusat perbelanjaan yang terbilang baru di kawasan Jakarta Selatan.


Nan Xiang terletak di ground floor, berdekatan dengan restoran-restoran lainnya. Di siang hari, seperti saat saya tiba, restoran ini nyaris dipenuhi pengunjung. Ramainya pengunjung biasanya menjadi salah satu indikasi bahwa restoran ini menawarkan makanan cina yang lezat.


Ketika memasuki restoran ini, seorang pramusaji berseragam hitam mengantarkan sampai ke tempat duduk. Tak lama kemudian, sederet makanan diantarkan ke meja saya. Makanan-makanan ini tampaknya yang terlezat di sini. Untunglah, semuanya disajikan dalam porsi kecil sehingga saya mampu menghabiskannya tanpa harus bersusah-payah.


Sup asam pedas Shanghai menjadi pilihan saya untuk membuka santap siang ini. Sup ini isinya lumayan banyak, mulai dari rebung, daging ayam, jamur, daun bawang, dan dimasak dengan putih telur untuk mengentalkannya. Yang terkenal di restoran Nan Xiang, baik di sini maupun di China sana, adalah dim sum tim xia long. Nah, yang satu ini tidak ketinggalan saya cicipi juga. Isinya berupa campuran daging ayam dan udang yang dihancurkan. Nah, karena memasaknya dengan cara dikukus, terasa ada kaldu hangat ketika hidangan ini digigit. Untuk memakannya, sepiring kecil saus dengan irisan daun serai telah disiapkan pula. Makanan ini disajikan dengan wadah anyaman bambu dalam keadaan hangat. Nah, makannya pun harus dalam keadaan hangat untuk mendapatkan kenikmatannya.



Sepanjang perjamuan ini, saya memang tidak dihidangkan makanan manis. Bahkan hidangan penutup pun rasanya gurih, kue kacang mete lada dan garam. Ini sebenarnya menyerupai bakpia dengan taburan wijen di atasnya. Hanya saja, isinya kacang mete yang dicincang kasar dan dengan aroma bawang goreng yang menyengat.

Antre
Di negeri asalnya sana, restoran ini menjadi salah satu restoran yang paling diminati. Letaknya yang berada di kawasan wisata Kota Tua membuatnya tidak hanya dikunjungi penduduk lokal, tapi juga wisatawan asing. Untuk menikmati hidangan di sana pun butuh perjuangan karena harus mengantre. Namun, di Indonesia antrean ini tidak terlalu tampak. Pengunjung bisa mendapatkan pelayanan cepat dan menikmati hidangannya dengan nyaman.


Nah, tidak ingin mengubah rasa aslinya, PT Royal Cuisine Indonesia membawa sejumlah juru masak ke Jakarta. Merekalah yang meracik semua masakan di sini. Ketika memasuki restoran ini, pengunjung dapat melihat aksi mereka secara langsung ketika membuat mi tarik. Tempat mereka beraksi menghadap ke meja pengunjung, tampak sengaja dibuat untuk mempertontonkan kebolehan mereka.


Usianya yang lumayan tua serta kelezatannya yang sudah tersohor membuat restoran ini cepat tersebar ke beberapa negara Asia lainnya. Selain di China dan Indonesia, restoran ini juga terdapat di Jepang, Korea, dan Singapura.


------------ Info Masakan Cina -------------

Sumber : Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar