Kebutuhan makan ternyata berbeda dari satu masa ke masa lain. Meski tujuannya sama: bertahan hidup sebagai manusia sebagai makhluk yang membutuhkan “bensin” supaya mampu beraktivitas. Makanan kini memiliki banyak ragamnya, makanan khas sesuai waktu: pagi, siang atau malam hari. Makanan sesuai dengan acara: santai, semi formal atau formal. Makanan sesuai dengan harga: murah, mahal, dan mahal sekali. Makanan sesuai selera: rakyat kecil, eksekutif dan pejabat. Makanan sesuai tempat: sederhana, biasa dan mewah.
Budaya makan dulu kala
Dulu kala, budaya makan merupakan sesuatu yang prestisius. Sebab makan sebagai salah satu kegiatan yang mempengaruhi berat badan seseorang, terutama seorang perempuan berefek pada identitas diri. Contoh di barat, lukisan Monalisa yang terkenal itu menampakkan seorang perempuan dengan tubuh berisi. Kalangan menengah atas kala itu memang sengaja mempertontonkan kemakmuran mereka dengan tubuh. Sedangkan di wilayah lain, Cina misalnya, baru bangkit dari peperangan mencirikan kesejahteraan rakyat dengan muncul banyak restoran disana. Chinese food menjadi trend hingga melakukan ekspansi ke negara lain seperti Amerika. Chinese food instan menjamur disana.
Budaya makan masa kini
Sekarang perubahan itu muncul setelah era baru datang diserbu iklan yang menjual berbagai produk pelangsing tubuh. Sebenarnya, makan hanyalah kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Namun, sekarang makan lebih merupakan bagian dari
Budaya makan masa yang akan datang
Mungkinkah di masa yang akan datang manusia hanya makan pil kenyang? Percobaan ini pernah dilakukan saat terjadi bencana alam beberapa tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar